SEPATU yang diasosiasikan milik perempuan ini awalnya ternyata dipakai pasukan berkuda Persia dan bangsawan laki-laki.
Ternyata, sebelum identik dengan perempuan, high heels lebih dulu populer untuk laki-laki. Bukan cuma laki-laki biasa, tapi mereka para bangsawan, bahkan pasukan berkuda.
Pada abad ke-9, pasukan berkuda asal Persia menambahkan hak tinggi di sepatu bot mereka untuk menopang kaki pada sanggurdi. Fungsinya untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh saat mereka memanah dan menembak. Sejak saat itu, sepatu hak tinggi atau yang kini disebut heels, melambangkan kekuatan, kecakapan militer, tingginya kelas sosial, dan memiliki selera fesyen yang baik.
Sepatu itu kemudian naik pangkat, ketika Raja Louis XIV menjadi sosok paling terkenal di masanya yang menggunakan heels. Ia dianggap merepresentasikan maskulinitas. Dalam catatan Google Arts & Culture, Raja Louis XIV dikenal sebagai “King of Heels” dan menyatakan hanya bangsawan yang diperkenankan memakai sepatu tersebut. Di bawah pemerintahannya, fesyen menjadi simbol privilese dalam berpolitik. Kuasa pemakainya dinilai berdasarkan tinggi dan seberapa pekat warna merah pada sepatu.
Halaman: Pertama | 1 | 2 | 3 | ... | Berikutnya → | Terakhir | Tampilkan lengkap